24 November 2009

Sulit "Greng" Karena Rendahnya Hormon "Laki-Laki"


Hormon yang diproduksi laki-laki adalah hormon tertosteron. Jika hormon ini tidak sesuai dengan angka normalnya di dalam kandungan darah yakni 12 nmol/l hingga 40 nmol/l, maka istilah medisnya untuk kasus ini disebut deficiency syndrome, yaitu istilah yang disebut dalam kedokteran, kadar hormon lelakinya kurang / tidak berkembang.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya:

1. Faktor Bawaan

Sejak masa kandungan, proses pembentukan hormonnya sudah terganggu karena beberapa faktor pemicu masalah pembentukan hormon.

2. Penyakit

DM (Diabete Millitus) adalah salah satunya. Ketidakmampuan tubuh memproses gula, membuat gula yang menumpuk itu merusak pembuluh darah dan saraf. Pembentukan hormon testosteron pun menjadi terganggu.

1. Gaya hidup yang tidak sehat

TDS (Testosteron Deficiency Syndrome) banyak dialami oleh pria-pria di kota besar, merokok, minum minuman beralkohol atau narkoba, kurang berolahraga, dan lemahnya manajemen stres, membuat pria kehilangan “keperkasaannya” di saat muda.

2. Usia atau Andropaus

Inilah penyebab utamanya. Umumnya pria berumur 40 tahun ke atas mengalami penurunan kadar hormon secara bertahap seperti dikutip dari Massachussets Mate Aging Study (1991) dan Vermeulen (1992), di usia 40, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron dalam darah sekitar 1,2 % per tahun. Bahkan di usi 70, penurunan kadar testosteron pria bisa mencapai 70%, meski begitu, selama menerapkan gaya hidup sehat, penurunan kadar testosteron alami ini tidak terlalu menghambat aktivitas seksual pria.

Sama seperti hal nya menopause pada wanita, rendahnya kadar testosteron dalam darah tidak hanya membuat pria kehilangan gairah, tapi juga menurunkan fungsi seksualnya, contoh sulit ereksi, bahkan ereksi normal yang biasa terjadi di pagi hari pun tidak terjadi. Tidak Cuma itu, karena sangat penting bagi tubuh, maka terganggunya kadar hormon pada pria, akan membuat sel-sel di seluruh tubuh terganggu. Jika sel otak yang terkena, maka penderita bisa cepat lupa, sulit berkonsentrasi dan susah berpikir secara jernih. Demikian juga jika sel-sel tulang yang terganggu, akan menyebabkan kekeroposan pada tulan atau biasa disebut esteoporosis, kulit menjadi kasar karena sel-selnya terganggu, dll.

Untuk mengetahui, apakah disfungsi ereksi itu disebabkan TDS atau bukan, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan darah. Jika ternyata hasil tes darah menunjukkan TDS, maka tidak perlu khawatir, karena TDS bisa di atasi dengan obat-obatan peningkat hormon. Selain obat-obatan, beberapa makanan juga diyakini bisa membantu meningkatkan kadar testosteron, salah satunya tauge. Lakukan pengobatan secara teratur, maka diharapkan kadar hormon laki-lakinya yang semula rendah meningkat menjadi normal. Normalnya kadar testosteron akan membuat pria kembali “perkasa”

Satu catatan penting: tidak ada “obat kuat” yang mampu mengatasi disfungsi ereksi akibat TDS. Selain itu, jangan lupakan olahraga secara rutin dan teratur, sediakan waktu yang cukup untuk berolahraga minimal 2x seminggu. Lalu, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi, hindari makan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol. Ingat pula, atasi stres, hindari merokok dan alkohol. Terakhir, istirahat yang cukup. Insya Allah semua itu dapat membawa hasil yang positf.

Tidak ada komentar: