8 Oktober 2009

Autis Sembuh Berkat Game

ORANGTUA tak harus selalu apriori dengan video game. Jika digunakan secara berlebihan, permainan modern ini memang bisa membawa dampak buruk. Tetapi dalam skala tertentu, video game justru bisa digunakan untuk membantu memulihkan autisme yang dialami seorang anak. Anak autis cenderung apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Maka, game diyakini bisa membantu anak untuk berinteraksi.

Tak percaya? Para peneliti dari University of Missouri sudah melakukan riset mengenal hal tersebut. Video game terbukti dapat membantu anak-anak yang mengidap autis. Mereka membuat game bernama Space Race. Saat memainkan game ini, anak-anak autis diminta meluncurkan roket yang ada di monitor dengan tujuan melatih bagian otak untuk berkonsentrasi.

Tingkat konsentrasi anak diukur dengan feedback audio visual yang ditampilkan di monitor. Sedangkan aktivitas otak akan ditampilkan di monitor yang lainnya, setelah tim peneliti menempelkan sensor di kulit kepala mereka. Proses penyembuhan inilah yang kemudian dikenal sebagai neurofeedback.

Hasil riset menunjukkan, bagian-bagian otak yang mengalami kerusakan / mati karena jarang digunakan oleh anak penyandang autis ini dapat diperbaiki atau diaktifkan lagi. Tim peneliti juga mengklaim, game ini dapat pula digunakan untuk terapi trauma otak, stroke, depresi, pecandu alkohol, dan sindrom pramenstruasi.

Catalyst Video juga membuat video game untuk penyandang autis, menghadirkan 12 cerita yang berfokus pada kaitan emosi dan ekspresi wajah. ‘’Game ini dapat menjadi alat bantu bagi orang tua dan guru untuk membangun kemampuan empati pada anak autis,’’ kata Nik Lever, managing director Catalyst.

Tidak ada komentar: